Skip to main content

Puisi Tentang Sebuah Kota dan Kehidupan Sosial

TIBA-TIBA AKU TERINGAT JAKARTA

:b.n

kepak burung, petak sawah, hijau padi, alir air,
aku teringat padamu

apa kabar gedung-gedung yang menyimpan ranjang
dan lenguhnya dan kelaminmu yang menegang

desah angin, rintik hujan, hijau lumut,
aku teringat padamu

kota yang membusuk dan engkau yang menari
dengan pikiran kosong di sela berita kehancuran

cercah cahaya matahari, putih kabut, embun di daun
aku teringat padamu

apa kabar kemacetan sepanjang jalan semacet kata-kata
memaknai hidup di hiruk pikuk kegamangan

gigil udara, hijau daun, aroma pedesaan
aku teringat padamu

kota yang menyimpan keluh dan koreng di sekujur tubuh
memamerkan selingkuh dan perceraian

aku di sini, berjalan kaki di pagi hari
mengingatmu menulis puisi dengan airmani



INGATAN PADA SEBUAH LAGU
:bunda atta

sebuah lagu,
demikian samar,
dentingnya

seperti puisi,
yang didesahkan angin,
menelusup jendela kamar

saat aku bercanda dengan matamu,
berenang-renang di arus cahaya,
ditingkah kekeh tawa manjamu

sebuah lagu
demikian samar dibisikkan angin,
ke telinga kita yang berbahagia


SEPOTONG DAUN MENGAPUNG DI DANAU
:ben abel

sepotong daun hijau, mengapung di danau, mungkin kau akan bertanya:
darimana engkau? diterbangkan angin. tapi daun tak menjawab tanya,
dia mengapung. mungkin engkau akan menulis suatu ketika, tentang
hakikat kejadian, genesis, asal mula kehidupan

sepotong daun hijau, mengapung di danau, mungkin engkau akan
merenunginya, kemana akan pergi? dihembus angin. di saat senja
mungkin akan tulis tentang maut, yang menjemput.

sepotong daun hijau, menyelinap dari puisi, di sore itu,
mengapung di danau, menggoda dirimu



THUKUL MENCARI TANAH LAPANG
: 27 Juli 1996 dan sesudahnya

aku ketemu thukul,
dia bilang tidak mau jadi budayawan
karena budayawan itu genit

aku dengar thukul berpuisi mau jadi lumut di tembok
aku dengar thukul mencari tanah lapang
aku dengar thukul dipukul orang
waktu demonstrasi, matanya hampir buta

tak sempat aku tanya ke dia
kenapa mau jadi lumut
kenapa mencari tanah lapang

dia pun hilang


INGATAN PADA MAUT

kita berkemas, berdandan tak seperti biasa
ada yang akan mati hari ini:
100 ayam + 33 bebek + 27 babi

Comments

Popular posts from this blog

Aku Merindukanmu

aku merindukanmu, tapi jarak dan waktu mengurungku o mata, siapa simpan kesedihan di situ, dalam bening sedu sedan tertahan, dalam dada aku merindukanmu, kau harus percaya itu seperti kau tahu, yang merindu menunggu saat memburu tuju!

Contoh Puisi Post modern dan Post colonial

DONGENG HANTU DI KOTA SAJAK Buat: penyair w hantu telah meledakkan mimpi kota kota di malam malam panjang mengerikan sebagai teror yang dicipta dalam koran dan televisi dan film holywood di mana tak ada rambo atau james bond yang mampu mencegahnya karena kesumat telah menjadi seamuk mayat yang dibangkitkan dari kuburnya dengan dendam dan belatung dari borok luka yang penuh darah dan nanah gentayangan menghampiri sajak yang penuh kegelapan bahasa yang telah menjadi sulapan dari dunia kegelapan menghantuimu dengan mulut mulut nganga berbau busuk propaganda tak henti henti dari botol botol minuman impor berlabel franchise formula dan resep paha ayam bumbu tepung menyerbu lambung kanak kanakmu sebagai sampah yang dilesakan ke dalam lapar negara negara dunia ketiga yang mabuk bahasa iklan dan ekstasi yang menjungkirbalikan kepala hingga di bawah telapak kaki para monster yang telah menciptakan frankenstein dan domba dolly berkepala manusia di pesta pora membunuh angka angka data statistik ...

Puisi Terbaik di Indonesia

"Puisi Terbaik di Indonesia" , saya memberi judul tulisan ini. Mengapa tulisan ini harus diberi judul "Puisi Terbaik di Indonesia?" Saya tergelitik dengan hasil pencarian di google.com yang menunjukkan hasil yang membuat saya tertawa, karena ternyata banyak orang mencari puisi dengan keyword: "Puisi Terbaik"; "Puisi Bagus"; "Blog Puisi Bagus" ; "Kumpulan Puisi Terbaik" ; "Contoh Puisi bla...bla...bla..." dan seterusnya. Saya ingin iseng-iseng menulis dengan judul: " PUISI TERBAIK DI INDONESIA ," sebagai judul tulisan ini. Siapa tahu, anda pun akan tertawa bersama saya, setelah mengklik tulisan berjudul "Puisi terbaik di Indonesia" ini dari halaman satu google. Hidup Puisi Terbaik di Indonesia ! Hehehehe. Kena deh! Jika ingin baca puisi saya, sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB Web Nanang Suryadi