Cilegon
angin kemarau,
sampai di dada galau
sederet kenang,
mengucap selamat datang!
2006
Bojonegara
dimana titik henti: di jalan berlubang, pelabuhan kemarau, bebatu
gunung, pepohonan meranggas tumpas
dimana jejak kan bertanda: pada langkah lungkrah
jika gelombang sampai disini, siapa akan menyimpan ngeri: badai mimpi
2006
Rumah Dunia
:gola gong, yo, dino, dedi, qizink
lingkar percakapan, jalin menjalin
puisi, tawa, cerita,
teks berloncatan,
menari
di halaman terbuka,
di mimpi terbaca
di rumah dunia
2006
Lumajang
:atta dan bunda
menembus siang menembus malam,
kemarau dimana-mana,
tapi tak di airmata
di senyumku
menatap binar mata
2006
angin kemarau,
sampai di dada galau
sederet kenang,
mengucap selamat datang!
2006
Bojonegara
dimana titik henti: di jalan berlubang, pelabuhan kemarau, bebatu
gunung, pepohonan meranggas tumpas
dimana jejak kan bertanda: pada langkah lungkrah
jika gelombang sampai disini, siapa akan menyimpan ngeri: badai mimpi
2006
Rumah Dunia
:gola gong, yo, dino, dedi, qizink
lingkar percakapan, jalin menjalin
puisi, tawa, cerita,
teks berloncatan,
menari
di halaman terbuka,
di mimpi terbaca
di rumah dunia
2006
Lumajang
:atta dan bunda
menembus siang menembus malam,
kemarau dimana-mana,
tapi tak di airmata
di senyumku
menatap binar mata
2006
Comments
Post a Comment