(1)
selalu saja ilalang mengabarkan, tak ada yang abadi. tak ada. pada ilalang yang tumbuh aku menyimak semak reruntuhan tembok istana. reruntuhan dari masalalu. sungguh, tak ada yang abadi. kejayaan? pun!
(2)
kujejakkan kakiku di negerimu ali haji negeri pantun negeri gurindam karena ilmu termaktub dalam kata bermakna. kuucap salam dari anjung cahaya.
(3)
perahu melaju o ombak pecah menjadi riak riak
(4)
gerimis menjelma hujan. menderas. bersama angin.
(5)
sempena melawat ke negeri tuan dan puan, aku ingin berdendang syair seloka pantun gurindam talibun, di anjung cahaya di batu enam di pulau penyengat bintan yang berangin asin, berombak laut berombakombak. mengayun pongpong di alun hidupku.
(6)
secangkir kopi, setangkup roti, sebatang rokok, musik instrumentalia, aih aku harus pamit juga raja ali haji. mungkin aku akan kembali membaca syair pantun dan gurindam di negerimu ini. kembali membangun kejayaan negeri, memakna harkat martabat, marwah, minda bangsa sendiri. bangsa yang menghargai dirinya sendiri.
Tanjung Pinang, 28 -30 Oktober 2010
selalu saja ilalang mengabarkan, tak ada yang abadi. tak ada. pada ilalang yang tumbuh aku menyimak semak reruntuhan tembok istana. reruntuhan dari masalalu. sungguh, tak ada yang abadi. kejayaan? pun!
(2)
kujejakkan kakiku di negerimu ali haji negeri pantun negeri gurindam karena ilmu termaktub dalam kata bermakna. kuucap salam dari anjung cahaya.
(3)
perahu melaju o ombak pecah menjadi riak riak
(4)
gerimis menjelma hujan. menderas. bersama angin.
(5)
sempena melawat ke negeri tuan dan puan, aku ingin berdendang syair seloka pantun gurindam talibun, di anjung cahaya di batu enam di pulau penyengat bintan yang berangin asin, berombak laut berombakombak. mengayun pongpong di alun hidupku.
(6)
secangkir kopi, setangkup roti, sebatang rokok, musik instrumentalia, aih aku harus pamit juga raja ali haji. mungkin aku akan kembali membaca syair pantun dan gurindam di negerimu ini. kembali membangun kejayaan negeri, memakna harkat martabat, marwah, minda bangsa sendiri. bangsa yang menghargai dirinya sendiri.
Tanjung Pinang, 28 -30 Oktober 2010
Comments
Post a Comment