sepertinya aku telah melupakan warna-warna. apa warna untuk rindu apa warna untuk cinta? karena guruf-huruf berguguran dari ingatan tentang puisi yang digugurkan dari rahim waktu, karena tiada kekal kata tiada abadi segala yang diingin selama. tapi masih ingin kutulis seisak yang tersisa dari sobekan kenangan di lipatan yang tak terbaca, mungkin airmata. kutulis diam-diam, selagi amnesia, selagi terlupa, hingga berdenyar segala puisi, mungkin tentang kesedihan yang teramat dalam. hingga berlinang dongeng puteri duyung, atau bintang yang teramat biru, di matamu, karena di rembang senja ditawarkan segala bimbang segala gamang
sepertinya aku telah melupakan warna-warna. apa warna untuk rindu apa warna untuk cinta? karena guruf-huruf berguguran dari ingatan tentang puisi yang digugurkan dari rahim waktu, karena tiada kekal kata tiada abadi segala yang diingin selama. tapi masih ingin kutulis seisak yang tersisa dari sobekan kenangan di lipatan yang tak terbaca, mungkin airmata. kutulis diam-diam, selagi amnesia, selagi terlupa, hingga berdenyar segala puisi, mungkin tentang kesedihan yang teramat dalam. hingga berlinang dongeng puteri duyung, atau bintang yang teramat biru, di matamu, karena di rembang senja ditawarkan segala bimbang segala gamang
Comments
Post a Comment