kita berdua saja. saling membaca tanda. yang dibisikkan siapa. mungkin ada yang menyebutnya sebagai puisi. yang tersesat dalam pikiran kita. dan kita membacanya. berdua. entah milik siapa yang bernyawa.
aku merindukanmu, tapi jarak dan waktu mengurungku o mata, siapa simpan kesedihan di situ, dalam bening sedu sedan tertahan, dalam dada aku merindukanmu, kau harus percaya itu seperti kau tahu, yang merindu menunggu saat memburu tuju!
Comments
Post a Comment